Minggu, 17 Juli 2016

Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Rangkuman Makalah Pembelajaran Inovatif II
Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning)



Dosen Pembimbing:
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.

  Disusun Oleh: 
1.   Ach. Suzaini                           NIM: 1431002
2.        Anggi Anggraeni                     NIM: 1431012
3.        Dwi Rizki Oktaviani                NIM: 1431029
4.        Resty Tirta Risani                    NIM: 1431067
5.        Veny Ifdinasari                        NIM: 1431084



STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website: http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016




Project Based Learning

Sejarah
Munculnya gagasan tentang metode pembelajaran berbasis proyek diawali dengan adanya metode problem-based learningProblem-based learning dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan untuk pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada. Kemudian penggunaan pendekatan problem-based learning mulai diadaptasi menjadi model project-based learning dalam pendidikan yang mencetak tenaga-tenaga praktisi.

Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Karakteristik
  1.       Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja.
  2.       Terdapat masalah yang pemecahan masalahnya tidak ditemukan sebelumnya.
  3.       Siswa merancang proses untuk menyancapai hasil.
  4.     Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.
  5.       Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
  6.       Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
  7.       Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Prinsip-Prinsip
  1.       Prinsip Sentralistis (centrality)
  2.       Prinsip Pertanyaa Pendorong/Penuntun (driving question)
  3.       Prinsip Investigasi Konstruktif (constructive investigation)
  4.       Prinsip Otonomi (autonomy)
  5.       Prinsip Realistis (realism)
Kelebihan
  1.       Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
  2.    Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem – problem yang kompleks.
  3.       Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
  4.       Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
  5.      Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik kepada siswa dalam mengorganisasi proyek.
  6.       Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
  7.    Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian di implementasikan dengan dunia nyata.
  8.    Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran.
Kekurangan
  1.       Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
  2.       Membutuhkan biaya dan peralatan yang cukup banyak.
  3.     Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang peran utama di kelas
  4.      Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan
  5.       Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok
  6.     Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, di khawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
Langkah-Langkah

  1.     Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question), pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
  2.     Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)perencanaan berisi tentang aturan main.
  3.     Menyusun Jadwal (Create a Schedule), guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
  4.       Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project), guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek.
  5.     Menguji Hasil (Assess the Outcome), penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing - masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
  6.    Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)siswa dan guru melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Rangkuman Makalah Pembelajaran Inovatif II
Contextual Teaching and Learning (CTL)”

Dosen Pembimbing:
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1.    Citra Windihyanti F.            NIM:  1431022
2.     Dewi Fatmawati                  NIM:  1431026
3.    Lukmanul Hakim                  NIM:  1431044
4.    Sigit Prasetiyo                       NIM:  1431075
5.    Afifatuz Zakkiyah                 NIM:  1431090


STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website: http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016



Contextual Teaching and Learning

Sejarah

Model pembelajaran kontekstual atau CTL telah jauh dikembangkan oleh ahli-ahli pendidikan dan bukan barang baru, salah satunya adalah John Dewey, seperti dikatakan Dewey bahwa model pembelajaran ini dikembangkannya pada tahun 1916, yang ia sebut dengan learning by doing ini era tahun 1916, kemudian tahun 1970-an konsep model pembelajaran kontekstual ini lebih dikenal dengan experiential learning, kemudian pada era tahun 1970-1980 lebih dikenal dengan applied learning, pada tahun 1990-an model kontekstual ini dikenal dengan school to work. Kemudian pada era tahun 2000-an, model kontekstual ini lebih efektif digunakan.

Pengertian
Model pembelajaran CTL adalah konsep pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melihat makna di dalam materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Karakteristik
  1.      Dalam CTL pembelajaran merupakan proses mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada.
  2.      Pembelajaran CTL adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru.
  3.     Pemahaman pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
  4.       Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut.
  5.       Melakukan refleksi strategi pengembangan pengetahuan. 
Prinsip-Prinsip
  1.       Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa.
  2.       Membentuk  kelompok belajar yang saling tergantung.
  3.       Mempertimbangkan diferensiasi (keragaman) siswa.
  4.       Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri.
  5.       Memperhatikan multi-intelegensi.
  6.       Menerapkan penilaian autentik.
  Keunggulan
  1.       Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna.
  2.       Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
  3.       Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
  4.       Menciptakan masyarakat belajar.
  5.       Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
  6.       Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
  7.       Melakukan penelian secara objektif.
Kelemahan
  1.    Bagi siswa diperlukan kemampuan tentang inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, memiliki wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, adanya perubahan sikap dalam menghadapi persoalan dan memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  2.    Bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan CTL itu sendiri, pontensi individual siswa dikelas, sarana, media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam belajar.
 Sintaks