BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan sekarang ini jarang digunakan model – model pembelajaran, oleh
karena itu kami bermaksud mengingatkan para guru pada model pembelajaran Number
Head Together (NHT) agar mereka mengetahui dan mengaplikasikannya dalam
mengajar di SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Sederajat.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari beberapa banyak konsep
mengajar selama ini. Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa,
banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan
hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan
pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang
dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu
sendiri.
Tiga konsep
sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran Number Head Together, yaitu:
1.
Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini
diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan
2.
Pertanggungjawaban individu, pertanggungjawaban ini
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membentu dalam
belajar
3.
Kesempatan yang
sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama
– sama memperoleh kesempatan yang terbaik bagi kelompoknya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian model pembelajaran Number Head Together (NHT) ?
2.
Bagaimanakah unsur-unsur model pembelajaran tipe Number Head Together (NHT)?
3.
Manfaat model pembelajaran Number Head Together (NHT) ?
4.
Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT) ?
5.
Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran Number Head Together (NHT) ?
C.
Tujuan Penulisan
Diharapkan bisa:
1.
Mengetahui dan memahami model pembelajaran Number Head Together
2.
Mengetahui unsur-unsur model pembelajaran tipe Number Head Together
3.
Mengetahui manfaat dan tujuan model pembelajaran Number Head Together
4.
Mengetahui keuntungan dan kelemahan model pembelajaran
Number Head Together.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Numbered
Heads Together merupakan tipe dari model pengajaran kooperatif
pendekatan struktural, adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spancer
Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut, (Ibrahim dkk, 2000:28). Menurut Anita Lie (2002:59)
pengertian Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe dari
pengajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. Selain itu Numbered Heads Together juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Model ini dapat
digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik.
Satu aspek penting dalam pengajaran kooperatif adalah bahwa di samping
pengajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan
hubungan yang lebih baik diantara siswa, pengajaran kooperatif secara bersamaan
membantu siswa dalam pengajaran akademis mereka.
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok – kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari
materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara
aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan – kegiatan belajar. Dalam hal
ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni
mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Model
pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan
percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang
dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan
keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Menurut Muhammad Nur (2005) model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi
kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang
mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili
kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua
siswa. Cara ini sangat baik untuk meningkatkan tanggungjawab individual dalam
diskusi kelompok. Slavin dalam penelitiannya mengemukakan “bahwa tehnik –
tehnik pengajaran kooperatif lebih berhasil dalam proses belajar“, (Ibrahim
dkk, 2000:16). Sehingga model pengajaran kooperatif sangat baik digunakan untuk
siswa yang berkemampuan rendah, sedang, maupun tinggi.
Peranan
metode Numbered Heads Together dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas
2.
Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok – kelompok
kecil
3.
Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan siswa, baik
tugas individu maupun kelompok
4.
Memantau kerja kelompok
5.
Mengevaluasi hasil belajar.
B.
Unsur-Unsur Model Pembelajaran
Tipe NHT
a.
Sintakmatik
Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep dengan tiga langkah yaitu:
a)
Pembentukan kelompok
b)
Diskusi masalah
c)
Tukar jawaban antar kelompok.
Langkah – langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh
Ibrahim (2000:29) menjadi enam langkah sebagai berikut:
1.
Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2.
Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa
dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin
dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai
tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing – masing kelompok.
3.
Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku
panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus
memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan
LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4.
Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada
setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap
siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang ada dalam LKS atau pertanyaan yang
telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat
spesifik sampai yang bersifat umum.
5.
Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para
siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6.
Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari
semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
b.
Sistem Sosial
Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma
yang berlaku dalam model tersebut. Suatu tata aturan yang dirancang dan
disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran. Aturan pembentukan
kelompok berdasarkan kesepakatan guru dengan peserta didik.
Aturan dalam pembelajaran misalnya dengan pembentukan
kelompok dimana dalam pembentukan kelompok dengan cara berhitung 1-8, di mana
anak yang memiliki nomor 1-8 menjadi satu kelompok dan begitu seterusnya.
c.
Prinsip Reaksi
Prinsip Reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan
bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para pelajar termasuk
bagaimana seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka.
Dalam pembelajaran menggunakan model NHT pada mulanya
guru sekilas memberikan materi awal, misalnya tentang penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanannya, guru memberikan LKS kepada semua kelompok yang
sudah ditentukan untuk didiskusikan.
Dalam kegiatan diskusi guru berkeliling dan memberikan
bantuan kepada kelompok dalam menyatukan berbagai pendapat yang ada dari masing
– masing anak di dalam kelompok tersebut. Ataupun menanyakan hal – hal yang
kurang dimengerti oleh kelompok tersebut.
Guru memancing pemikiran siswa dengan memberikan
contoh – contoh yang spesifik agar perhatian siswa terpusat pada materi.
Memberikan bantuan kepada anggota kelompok agar tetap aktif.
d.
Sistem Pendukung
1.
Bahan ajar
Yang digunakan yaitu berupa materi yang disiapkan dan
disampaikan oleh guru yaitu tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis
makananya sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar.
2.
Media Belajar
Untuk memudahkan siswa agar dapat memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Disini guru menggunakan media visual (gambar)
dengan menggunakan PPT yang diproyeksikan oleh LCD dan menggunakan media gambar
yang di modifikasi.
e.
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai
langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan
dampak pengiring adalah hasil belajar lainya yang dihasilkan oleh suatu proses
belajar mengajar sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
langung oleh siswa tanpa mengarah langsung dari pengajar.
C.
Manfaat Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT)
Manfaat
Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang
dipelajarinya. Number Head Together dalam menceritakan kembali
cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran atau teknik yang
berkaitan dengan kegiatan mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa
untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan
kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik
siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa
harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman
pengetahuan tentang Number Head Together dapat bermanfaat bagi
para siswa.
Menurut
Lundgren dalam Ibrahim, ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif
tipe NHT terhadap siswa antara lain adalah:
1.
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.
Memperbaiki kehadiran
3.
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.
Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.
Konflik antara pribadi berkurang
6.
Pemahaman yang lebih mendalam
7.
Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.
Hasil belajar lebih tinggi.
D.
Tujuan Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT)
Menurut
Ibrahim dan Herdian (2009:7) tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran
kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1.
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.
Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial
siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat
siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata
secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau
meningkatkan rasa nasionalisme.
E.
Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran NHT
Sharan
(1990) mengatakan bahwa pembelajaran dengan sistem pengelompokan dapat
menyebabkan berpindahnya motivasi dari tataran eksternal pada tataran internal
(Joyce, 2009:309). Dengan kata lain, ketika siswa bekerjasama dalam
menyelesaikan sebuah tugas, mereka akan tertarik pada materi pembelajaran
tersebut karena menyadari kepentingannya sebagai siswa terhadap materi
tersebut.
Menurut
Sanjaya (2008:249) kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif Number
Head Together adalah
Kelebihannya
1.
Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri
2.
Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan
3.
Dapat membantu anak untuk merespon orang lain
4.
Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar
5.
Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus
kemampuan sosial
6.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik
7.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata
8.
Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk
berpikir.
Kelemahannya
1.
Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila
keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan
tercapai
2.
Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara
individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya
3.
Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu
yang panjang.
Selanjutnya
dalam bukunya Isjoni (2009:36) Jarolimek & Parker mengatakan bahwa:
Kelebihannya
1.
Saling ketergantungan yang positif
2.
Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
3.
Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas
4.
Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
5.
Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antar
siswa dan guru
6.
Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan emosi
yang menyenangkan.
Kelemahannya
1.
Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu
2.
Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alatdan biaya yang cukup memadai
3.
Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4.
Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal
ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Jadi dapat
di tarik kesimpulan menurut pendapat kelompok kami tentang kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah
Kelebihannya
1.
Terjadinya interaksi antar siswa melalui diskusi dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi
2.
Siswa pandai atau siswa kurang sama-sama memperoleh
manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif
3.
Siswa termotivasi untuk berpartisipasidalam diskusi
kelompok agar dapat menjawab dengan baik ketika nomornya dipanggil
4.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan ketrampilan bertanya, berdiskusi dan mengembangkan bakat
kepemimpinan.
Kelemahannya
1.
Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder siswa yang lemah
2.
Ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang
lain tanpa memiliki pemahaman yang memadai pada saat diskusi menyelesaikan
masalah
3.
Pengelompokan siswa memerlukan waktu khusus dan
pengaturan tempat duduk yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together (NHT) merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.Unsur-unsur model pembelajaran NHT, yaitu
Sintakmatik, Sistem sosial, Sistem pendukung, dampak instruksional dan dampak
pengiring. Dalam sintakmatik menurut Ibrahim (2000:29) terdapat 6 langkah yaitu
persiapan, pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan, diskusi masalah, mengambil nomor anggotas dan memberi kesimpulan.
Sistem sosial dalam model NHT yaitu aturan pembentukan kelompok berdasarkan
kesepakatan guru dengan peserta didik. Prinsip reaksi dimana dalam kegiatan
diskusi guru berkeliling dan memberi bantuan kepada kelompok dalam menyatukan
berbagai pendapat. Sistem pendukungnya meliputi bahan ajar dan media ajar yang
dapat dikembangkan sendiri oleh guru. Dampak instruksional dan dampak pengiring
merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa.
Manfaat model
pembelajaran NHT bagi siswa yaitu rasa harga diri menjadi lebih
tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih
besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi
berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan
dan toleransi, dan hasil belajar lebih tinggi.
Tujuan model
pembelajaran NHT menurut Ibrahim dan Herdian (2009:7) yaitu, hasil belajar
akademik struktural, pengakuan adanya keragaman dan pengembangan keterampilan
sosial.
Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran NHT, yaitu:
Kelebihan
1. Terjadinya
interaksi antar siswa melalui diskusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
2. Siswa pandai
atau siswa kurang sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar
kooperatif
3. Siswa
termotivasi untuk berpartisipasidalam diskusi kelompok agar dapat menjawab
dengan baik ketika nomornya dipanggil.
Kelemahan
1. Siswa yang
pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder siswa
yang lemah
2. Ada siswa
yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang lain tanpa memiliki pemahaman yang
memadai pada saat diskusi menyelesaikan masalah
3. Peneglompokan
siswa memerlukan waktu khusus dan pengaturan tempat duduk yang berbeda.
B.
SARAN
Kita sebagai
guru hendaknya menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran yang
bervariasi disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang disajikan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai seoptimal mungkin dalam kegiatan belajar
mengajar.
Diharapkan
dengan adanya makalah ini guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Number Head Together (NHT) di SMP/MTs,
SMA/MA/SMK Sederajat agar siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran secara
berkelompok. Semua siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Isjoni. 2010. Pembelajaran
Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(di unduh
pada tanggal 25 Oktober 2015)
Ridwan.Makalah
NHT.http://bayanganku-sendiri.blogspot.com/contoh-makalah-number-head-together-nht.html.
( di unduh
pada tanggal 25 Oktober 2015)
(di unduh
pada tanggal 25 Oktober 2015)
Ibrahim, M.
dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar